Konsep Dasar Konseling


KONSELING


Pengertian Konseling
Konseling adalah sebuah proses konsultasi dan diskusi dengan individu, mendengarkan dan menawarkan bimbingan atau memberi saran kepada individu lain yang mengalami kesulitan (Brooker, 2008). Dalam hak konseling dikenal adanya konselor dan konseli. Konselor adalah seseorang yang membantu individu untuk memecahkan masalahnya, sedangkan konseli adalah seseorang yang membutuhkan bantuan seseorang dalam pemecahan masalahnya.
Menurut  Mundakir pada tahun 2006, konseling keperawatan adalah bantuan yang diberikan perawat melalui interaksi yang mendalam, dalam benruk kesiapan perawat untuk menampung ungkapan perasaan dan permasalahan klien (meliputi aspek kognitif, afektif, behavioral, sosial, emosional, dan religius) kemudian perawat sebagai konselor berusaha keras untuk memberikan alternatif pemecahan masalah untuk menjaga kestabilan emosi dan motivasi klien (konseli) dalam menghadapi masalah kesehatan.
Karakteristik Konseling (Mundakir, 2006)
a.       Bersifat pedagosis
Perawat dalam memberikan pelayanan konseling adalah sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan klien terutama yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
b.      Melihat potensi klien
Seorang konselor tidak memangdang sisi negatif atau kelemahan klien, melainkan dapat melihat dan mencari sisi positf dan kebaikan yang ada pada diri klien ketika klien tersebut menceritakan maslahnya. Seorang konselor tidak hanya melihat sisi positif tapi juga dapat membangkitkan dan mengembangkan potensi klien.
c.       Menggemberikan klien
Perasaan gembira menunjukkan bahwa klien merasa nyaman bersama konselor yang dapat membantu proses konseling berjalan lancar dan lebih terbuka, hal ini dapat terjadi ketika proses konseling dilakukan dengan suasana bersahabat. Yang dapat dilakukan dengan cara :
1)      Acceptance, konselor menunjukkan sikap terbuka dan siap membantu masalah klien
2)      Congruence, selaras antara ucapan dan perbuatan yang dilakukan
3)      Understanding, konselor dapat memahami masalah klien dan empati terhadap masalah klien
4)      Nonjudgemental, konselor tidak menghakimi atau menilai masalah mauun perbuatan klien
5)      Humor, seorang konselor dapat mencairkan keadaan agar klien merasa nyaman pada proses konseling
6)      Memuji hal positif yang dimiliki klien
d.      Bersifat Humanistik-religius
Tindakan yang dilakukan oleh konselor harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, konselor harus menghargai masalah klien dengn menjaga privasi klien dan memperhatikan nilai moral dan keagamaan sebagai solusi untuk masalah klien.
e.       Klien adalah subyek yang memutuskan tentang dirinya
Konselor dapat membantu mengurangi atau memecahkan masalah klien dengan menumbuhkan dan mengembangkan potensi atau kemampuan klien. Konselor dapat memberikan alternatif-alternatif solusi, tetapi klienlah yang mempunyai hak dan keputusan tentang dirinya.

Tujuan Konseling (Mundakir, 2006)
a.       Self-actualization
Konseling dilakukan untuk mengetahui dan mengambangkan potensi diri klien, hal ini dapt dilakukan apabila konselor memberi kesempatan dan tidak membatasi potensi yang dimiliki klien.
b.      Personal growth and personal development
Pertumbuhan dan perkembangan klien sangat mempengaruhi bagaiman berjalnnya proses konseling.
c.       Okayness
Hubungan harmonis antara konselor dan klien diperlukan agar klien merasa nyaman dan dapt terbuka dengan konselor, hal ini dapat dilakukan dengan menjaga hak dan privasi klien, peduli terhadap masalah klie, peduli terhadap kebutuhan klien.
d.      Effectiveness
Setelah melakukan konseling diharapkan klien dapat menjalani hidup lebih efektif, lebih efisien dan sistematis dalam mengahdapi suatu masalah.
e.       Competent
Tujuan penting konseling adalah kemampuan klien dapat bertambah, bak aspek kogntif, afektif ataupun behaviour.

Tahap-Tahap Konseling (Willis, 2009)
a.       Tahap Awal Konseling (Tahap Definisi Masalah)
Merupakan awal hubungan antara konselor dan konseli. Tujuannya adalah agar antara pebimbing dan klien dapat mengartikan masalah klien yang ditangkap/ dipilih dari pesan klien dalam konseling tersebut. Tahap awalnya terdiri dari :
1)      Attending atau perkenalan
2)      Empati primer dan advance
3)      Refleksi perasaan
4)      Eksplorasi perasaan, pengalaman, dan ide
5)      Menangkap ide-ide/ pesan-pesan utama
6)      Bertanya terbuka
7)      Mendefinisikan masalah bersama klien
8)      Dorongan minimal (minimal encouragement)
b.      Tahap Pertengahan Konseling (Tahap Kerja)
Tujuannya adalah mengolah/ mengerjakan masalah klien bersama klien. Terdiri dari :
1)      Memimpin (leading), menjaga hubungan agar tetap harmonis
2)      Memfokus (focusing), menjelajah dan mengeksplorasi masalah klien
3)      Konfrontasi (confrontation)
4)       Mendorong (supporting)
5)      Menginformasikan (informing) hanya jika diminta klien
6)      Memberi nasehat (advising) hanya jika diminta
7)      Menyimpulkan sementara
8)      Bertanya
c.       Tahap Akhir
1)      Membuat kesimpulan dari materi konseling
2)      Mendorong
3)      Merencanakan
4)      Menilai (evaluasi), dengan melihat tanda-tanda konseli seperti menurunnya kecemasan, perubahan perilaku menjadi lebih positif, mempunyai renana masa depan yang terarah
5)      Mengakhiri proses/ sesi konseling atau membuat perjanjian pertemuan berikutnya apabila masih diperlukan

Teknik Konseling
a.       Teknik authoritarian (directive)
Teknik ini proses konseling berpusat pada konselor, dimana konselor mempunyai tanggung jwab penuh dalam usaha pemecahan masalah klien.
b.      Teknik nondirective (conseli centred)
Suatu pendekatan dimana klien diberi kesempatan lebih banyak untuk memimpin proses konseling dan mempunyai tanggung jawab dalam pemecahan masalahnya sendiri.
c.       Teknik edetic
Teknik proposional dimana konselor menggunakan cara yang sesuai dengan kondisi klien dan permasalahan klien.








Daftar Pustaka


Brooker, C. (2008). Ensiklopedia Keperawatan (Churchill livingtone's mini encyclopedia of nursing, 1st edition). Jakarta: EGC.
Mundakir. (2006). Komunikasi KeperawatanAplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Willis, S. S. (2009). Konseling Individual, Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.

CARA MENDAFTAR HAJI DI BOYOLALI

 Assalammualaikum wr wb kawan-kawan, Di sini alan saya share pengalaman saya mendaftar haji berikut syarat dan perlengkapan di kabupaten boy...