STROKE
A.
Definisi
Stroke adalah
penyakit pada otak berupa gangguan fungsi saraf lokal dan atau global, yang
muncul mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi saraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan saraf
tersebut menimbulkan gejala antara lain : kelumpuhan wajah atau anggota badan,
bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan
penglihatan, dan lain-lain (Riskesdas, 2013)
B.
Klasifikasi
Stroke terdiri dari dua
jenis utama yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
1.
Stroke
Iskemik
Stroke iskemik
terjadi ketika aliran darah arteri ke otak tersumbat. Arteri bertanggung jawab
untuk mengalirkan darah segar dari jantung dan paru-paru yang membawa oksigen
dan nutrisi ke otak. Jika arteri diblokir, sel-sel otak (neuron) tidak dapat
membuat energi yang cukup dan akhirnya akan berhenti bekerja. Jika arteri tetap
diblokir selama lebih dari beberapa menit, sel-sel otak bisa mati (Unimus,
2015). Stroke iskemik dibagi menjadi trombosis,
emboli, arteriosklerosis.
2.
Stroke
Hemoragik
Stroke hemoragik termasuk
perdarahan subarachnoid (SAH), perdarahan intraserebral, dan hematoma subdural.
C.
Faktor
Risiko
Berdasarkan AHA
Guideline tahun 2013, menerangkan bahwa faktor resiko stroke diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu, faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor tidak dapat
dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi yakni, hipertensi, merokok,
alkohol dan lainnya dapat dikendalikan dengan merubah pola hidup atau life
style pasien. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat diubah
yakni usia, jenis kelamin, ras atau etnis.
D.
Tanda
Gejala
Gejala yang paling
umum dari stroke adalah kelemahan tiba-tiba atau mati rasa pada wajah, lengan
atau kaki, paling sering di salah satu sisi tubuh. Gejala lain termasuk:
kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, kesulitan melihat
dengan satu atau kedua mata, kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan
atau koordinasi, sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnya, pingsan atau
tidak sadarkan diri. Efek dari stroke tergantung pada bagian mana dari otak
yang terluka dan seberapa parah itu dipengaruhi. Stroke yang sangat parah dapat
menyebabkan kematian mendadak (WHO, 2014)
E.
Patofisiologi
F.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Laboratorium:
GDS, kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim SGOT/SGPT/CPK,
dan profil lipid (trigliserid, LDH-HDL kolesterol serta total lipid)
2.
Radiologi:
CT-Scan kepala, Rontgen Thorax
G.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut
(Nurarif & Hardhi, 2015) sebagai berikut :
1.
Stadium
Hiperakut
Tindakan pada
stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat dan merupakan tindakan
resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar kerusakan jaringan otak tidak
meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2 L/menit dan cairan
kristaloid/koloid ; hindari pemberian cairan dekstrosa atau salin dalam H2O.
Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto toraks, darah
perifer lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah,
kimia darah (termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah.
Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan dukungan mental kepada
pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar tetap tenang.
2.
Stadium
Akut
Pada stadium ini,
dilakukan penanganan faktor-faktor etiologik maupun penyulit. Juga dilakukan
tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis serta telaah sosial untuk
membantu pemulihan pasien.
Terapi umum :
letakkan kepala pasien pada posisi 30o, kepala dan dada pada satu bidang, ubah
posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi dimulai bertahap bila hemodnamik sudah
stabil. Selanjutnya, bebaskan jalan nafas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai
didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu dilakukan intubasi. Demam
diatasi dengan kompres dan antipiretik. Pemberin nutrisi per oral hanya jika
fungsi menelannya baik, jika didapatkan gangguan menelan atau kesadarana
menurun dianjurkan melalui selang nasogastrik
H.
Asuhan
Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Identitas
(Nama, usia, alamat, pekerjaan)
b.
Keluhan
utama
c.
Riwayat
penyakit sekarang dan dahulu
d.
Pemeriksaan
fisik (tingkat kesadaran, adakah kelemahan anggota gerak, cara berbicara pelo)
2.
Diagnosa
Keperawatan
a.
Penurunan
kapasitas adaptif intrakranial
b.
Risiko
ketidakefektifan perfusi cerebral tidak efektif
c.
Gangguan
mobilitas fisik
d.
Risiko
defisit nutrisi
e.
Gangguan
Komunikasi Verbal